Jumat, 11 Januari 2013

lol


PENGORGANISASIAN
PERTEMUAN 9
A. KONSEPSI DASAR
Organisasi dapat di definisikan sebagai kelompok orang
yang saling berinteraksi dan bekerjasama untuk
merealisasikan tujuan bersama.
Suatu organisasi mengandung tiga elemen yang saling
berhubungan. Ketiga elemen organisasi tersebut adalah:
1. Sekelompok orang.
2. Interaksi dan kerjasama, serta.
3. Tujuan bersama.
Salah satu ciri utama dari organisasi adalah sekelompok
orang yang menggabungkan diri dengan suatu ikatan
norma, peraturan serta kebijakan dan menjalankannya
dengan penuh tanggung jawab.
Menurut Siswanto (2006:76) Variabel yang mempengaruhi
perilaku
Variabel
Fisiologis
Variabel
Psikologis
Perilaku
Individu
B. INDIVIDU DAN PERILAKU ORGANISASI
Variabel
Lingkungan
Kemampuan fisik,
kemampuan mental
Persepsi, sikap, kepribadian,
belajar, dan dan motivasi
Keluarga,
Kebudayaan, dan
Kelas Sosial
Ciri utama individu dan pengaruhnya terhadap efektivitas
organisasi menurut Siswanto (2006:81)
Lanjutan
McDavid dan Harari dalam Siswanto (2006:81)
mendefinisikan kelompok sebagai suatu system yang
terorganisasi yang melakukan fungsi tertentu yang
melakukan serangkaian peran antar anggotannya, dan
memiliki serangkaian norma yang mengatur kelompok dan
tiap anggotanya.
C. KELOMPOK DAN PERILAKU ORGANISASI
Definisi di atas menekankan beberapa ciri kelompok
seperti peran dan norma.
Siswanto (2006:85) menggambarkan dalam tabel
mengenai karakteristik kelompok dan perilaku organisasi
sebagai berikut:
Karakteristik Kelompok dan Perilaku Organisasi
D. STRUKTUR ORGANISASI
Stoner dan Wankell membatasi bahwa struktur organisasi
adalah: ”Susunan dan hubungan antar bagian komponen
dan posisi dalam suatu perkumpulan”
Gibson dan kawan-kawan menekankan bahwa struktur
bertalian dengan hubungan pekerjaan dalam organisasi.
Hubungan yang pasti tersebut timbul dari proses
keputusan sebagai berikut:
1. Pembagian Kerja (division of labor)
2. Departementalisasi (departementalization)
3. Permasalahan rentang kendali (Span of control)
4. Delegasi kekuasaan (Delegation of authority)
D. STRUKTUR ORGANISASI
1. Pembagian kerja
Seluruh pekerjaan dispesialisasikan sampai pd tingkat membagi
pekerjaan diantara pemegang pekerjaan.
2. Departementalisasi
Adalah proses penggabungan pekerjaan ke dalam kelompok .
a. Departementalisasi fungsional = pengelompokkan pekerjaan
dilakukan menurut fungsi organisasi (organisasi bisnis, jasa dsb).
b. Departementalisasi teritorial = pembentukan kelompok atas
dasar bidang geografis (daerah).
c. Departementalisasi produk = pd organisasi bisnis besar yg
produknya beraneka ragam, aktivitas dan bawahannya
dikelompokkan atas dasar produk.
d. Departementalisasi pelanggan = pembentukan kelompok atas
dasar pelanggan (misalnya, struktur organisasi lembaga
pendidikan, pasar swalayan)
e. Departementalisasi campuran organisasi divisional = muncul krn
para manajer mencoba menanggulangi pertumbuhan, pergeseran
dlm pasar, budi daya produk dan jasa, dan kebijakan pemerintah.
3. Permasalahan rentang kendali.
Berapa jumlah bawahan yg dpt dikendalikan oleh seorang manajer.
Rumus untuk mengetahui jumlah hubungan potensial (hub yg
mungkin tdp antara manajer dengan bawahan) :
R = N 2 N + N – 1
2
Ket : R = menunjukkan jml hub.
N = jml bawahan yg ditugaskan pd kelompok komando
manajer.
Contoh : Jumlah bawahan 3 org maka :
R = 3 23 + 3 – 1
2
= 3 8 + 2
2
= 3 (4 + 2)
= 3 (6)
= 18
4. Delegasi kekuasaan
Berhubungan dengan hal yg didelegasikan kpd manajer untuk
mengambil keputusan tanpa persetujuan manajemen yg lebih tinggi.
Mintzberg (1983 : 304) mengemukakan bahwa setiap organisasi
memiliki 5 bagian dasar sbb :
Strategic Apex
Techno- Middle Support
structure Line Staff
Operating Core
Ket :
a. The strategix apex = manajer puncak yg diberi tanggung jawab
keseluruhan untuk organisasi ybs.
b. The middle line = para manajer yg menjadi penghubung operating
core dengan strategic apex.
c. The operating core = para karyawan yg melaksanakan pekerjaan
dasar yg berhubungan dengan produksi dan jasa.
d. The technostructure = para analis yg memiliki tanggung jawab untuk
melaksanakan bentuk standardisasi terterntu dlm organisasi.
e. The support staff = orang yg mengisi unit staf, yg memberi jasa
pendukung tdk langsung kpd organisasi.



PERTEMUAN 10
KOORDINASI DAN RENTANG MANAJEMEN
KOORDINASI DAN RENTANG MANAJEMEN
Kemampuan manajer untuk melakukan koordinasi secara
efektif sebagian besar tergantung pada jumlah bawahan
yang melapor kepadanya, yang di kenal sebagai” rentang
“manajemen” atau” rentang kendali”.
A. KOORDINASI
Koordinasi (coordination) adalah proses penintegrasian
tujuan-tujuan dan kegiaatan-kegiatan pada satuan- satuan
yang terpisah (departemen atau bidang-bidang fungsional
suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara
efesien.
Kebutuhan akan koordinasi tergantung pada sifat dan
kebutuhan komunikasi dalam pelaksanaan tugas dan
derajat saling ketergantungan bermacam- macam satuan
pelaksanaanya.
Menurut Thompson, ada tiga macam saling
ketergantungan di antara satuan- satuan organisasi, yaitu:
1. Saling ketergantungan yang menyatu (pooled
interdapandence)
2. Saling ketergantungan yang berurutan (sequential
interdependence) Reciprocal interdependence)
3. Saling ketergantungan timbal balik (reciprocal
interdependence)
Tiga macam saling ketergantungan diantara satuan-satuan
organisasi (Handoko, 2003:197)
B. MASALAH-MASALAH PENCAPAIAN KOORDINASI
YANG EFEKTIF
Lawrence dan Lorch telah mengemukakan empat tipe
perbedaan dalam sikap dan cara kerja di antara
bermacam-macam individu dan departemen-departemen
dalam organisasi yang mempersulit tugas
pengkoordinasian bagian-bagian organisasi secara efektif,
yaitu:
1. Perbedaan dalam orientasi terhadap tujuan tertentu
2. Perbedaan dalam orientasi waktu.
3. Perbedaan dalam orientasi antar pribadi.
4. Perbedaan dalam formasi Struktur.
B. Masalah Pencapaian Koordinasi yg Efektif.
1. Perbedaan dlm orientasi thp tujuan = para anggota dari
departemen yg berbeda mengembangkan pandangan mereka sendiri
tentang bagaimana cara mencapai kepentingan organisasi yg baik.
Contoh : Bagian akuntansi melihat pengendalian biaya sbg faktor
paling penting mencapai sukses organisasi. Bagian pemasaran
mengemukakan disain produk sbg yg paling penting.
2. Perbedaan dlm orientasi waktu = manajer produksi lebih
memperhatikan masalah yg harus dipecahkan segera (jangka
pendek). Bagian penelitian dan pengembangan lebih terlibat dengan
masalah jangka panjang.
3. Perbedaan dlm orientasi antar pribadi = kegiatan produksi
memerlukan komunikasi dan pembuatan keputusan yg cepat
dibandingkan dengan bagian penelitian dan pengembangan dapat
lebih santai untuk berdiskusi.
4. Perbedaan dlm formalitas struktur = setiap departemen
mempunyai metode dan standar yg berbeda untuk mengevaluasi
program thp tujuan dan balas jasa bagi karyawan. Di departemen
produksi, kuantitas dan kualitas diawasi secara ketat, proses evaluasi
dan balas jasa dilakukan formal. Dlm departemen personalian
standar pelaksanaan dpt lebih longgar (karyawan dievaluasi kualitas
kerjanya selama periode tertentu).
Ada tiga pendekatan untuk pencapaian koordinasi yang
efektif yaitu:
1. Teknik-teknik dasar
2. Meningkatkan koordinasi potensil
3. Mengurangi kebutuhan akan koordinasi
Mekanisme-mekanisme pengkoordinasian dasar adalah
komponen-komponen vital manajemen yaitu:
1. Hirarki manajerial
2. Aturan dan prosedur
3. Rencana dan penetapan tujuan
Tiga pendekatan pencapaian koordinasi yg efektif.
1. Teknik-teknik dasar = organisasi yg sederhana hanya memerlukan
peralatan koordinasi sbb : a) hirarki, b) kegiatan serta
aturan/prosedur, dan c) rencana / tujuan perusahaan.
2. Meningkatkan koordinasi potensial = terdiri atas d) investasi
dalam sistem informasi vertikal, e) penciptaan hubungan-hubungan
ke samping.
3. Mengurangi kebutuhan akan koordinasi = terdiri atas f)
penciptaan sumber daya-sumber daya tambahan, g) penciptaan
tugas-tugas yg dpt berdiri sendiri.
Mekanisme pengkoordinasian dasar :
1. Hirarki manajerial = rantai perintah, aliran informasi dan kerja,
wewenang formal, hubungan tanggung jawab dan akuntabilitas yg
jelas dpt menumbuhkan integrasi bila dirumuskan secara jelas serta
dilaksanakan dengan pengarahan yg tepat.
2. Aturan dan prosedur = adalah keputusan manajerial yg dibuat
untuk menangani kejadian rutin, sehingga lebih efisien untuk
koordinasi dan pengawasan rutin.
3. Rencana dan penetapan tujuan = pengembangan rencana dan
tujuan dpt digunakan untuk pengkoordinasian melalui pengarahan
seluruh satuan organisasi thp sasaran yg sama.
C. RENTANG MANAJEMEN
Rentang manajemen sering juga disebut istilah-istilah:
1. Span of control
2. Span of authority
3. Span of attention
4. Span of supervision
Ada dua alasan utama mengapa penentuan rentang
manajemen yang tepat adalah penting :
1. Rentang manajemen, mempengaruhi penggunaan
efisien dari manajer dan pelaksanaan kerja efektif dari
bawahan mereka.
2. Ada hubungan antara rentang manajemen di seluruh
organisasi dan struktur organisasi.
C. Rentang Manajemen.
1. Span of control = Kemampuan pimpinan untuk
mengatur bawahannya.
2. Span of authority = Kemempuan pimpinan untuk
mengambil suatu tindakan terhadap bawahannya.
3. Span of attention = Kemampuan pimpinan untuk
memberikan perhatian kepada bawahannya.
4. Span of supervision = Kemampuan pimpinan
untuk mangawasi bawahannya
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rentang Manajemen:
1. Kesamaan fungsi-fungsi
2. Kedekatan geografis
3. Tingkat pengawasan langsung yang di butuhkan
4. Tingkat koordinasi pengawasan yang di butuhkan
5. Perencanaan yang di butuhkan manajer
6. Bantuan organisasional yang tersedia bagi pengawas
Pedoman lainnya yang dapat dipakai untuk menetukan
rentang manajemen mencakup beberapa faktor:
1. Faktor-faktor yang berhubungan dengan situasi.
2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan bawahan.
3. Faktor-faktor yang berhubungan dengan atasan.
Faktor – faKtor yang mempengaruhi Rentang Manajemen :
1. Kesamaan fungsi – fungsi = Semakin sejenis fungsi – fungsi
yang dilaksanakan oleh kelompok kerja, rentangan semakin
melebar.
2. Kedekatan geografis = Semakin dekat kelompok kerja
ditempatkan, secara fisik, rentangan semakin melebar.
3. Tingkat pengawasan langsung yang dibutuhkan = Semakin
sedikit pengawasan langsung yang dibutuhkan, rentangan
semakin melebar.
4. Tingkat koordinasi pengawasan yang di butuhkan =
Semakin berkurang koordinasi yang dibutuhkan, rentangan
semakin melebar.
5. Perencanaan yang di butuhkan manajer = Semakin sedikit
perencanaan yang dibutuhkan, rentangan semakin melebar.
6. Bantuan organisasi yang tersedia bagi pengawas = Lebih
banyak bantuan yang diterima pengawas dalam fungsi – fungsi
seperti penarikan, latihan, dan pengawasan mutu, rentangan
semakin melebar.
Pedoman lainnya yang dapat dipakai untuk menentukan
rentang manajemen mencakup beberapa factor :
1. Faktor – factor yang berhubungan dengan situasi. Rentang
Manajemen dapat relative melebar bila :
a) pekerjaan bersifat rutin
b) operasi – operasi stabil
c) pekerjaan bawahan sejenis
d) bawahan dapat bekerja tidak tergantung satu dengan yang lain
e) prosedur – prosedur dan metoda – metoda dibuat secara baik
dan telah diformalisasi
f) pekerjaan tidak membutuhkan tingkat pengawasan yang tinggi.
2. Faktor – factor yang berhubungan dengan bawahan. Rentang
Manajemen dapat relative melebar bila :
a) bawahan adalah terlatih baik untuk pekerjaan tertentu
b) bawahan lebih senang bekerja tanpa pengawasan tertentu.
3. Faktor – factor yang berhubungan dengan atasan. Rentang
Manajemen dapat relative melebar jika :
a) manajer adalah terlatih baik dan berkemampuan tinggi
b) manajer menerima bantuan dalam pelaksanaan kegiatan –
kegiatan pengawasannya
c) manajer tidak mempunyai kegiatan – kegiatan tambahan lama
pengawasan dilaksanakan,
d) manajer lebih menyukai gaya pengawasan yang lepas dari
pada ketat
WEWENANG DAN PENDELEGASIAN
A. KONSEP DASAR
Menurut Handoko (2003:212) Wewenang (authority)
adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah
orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu
agar tercapai tujuan tertentu.
Ada dua pandangan yang saling berlawanan mengenai
sumber wewenang, yaitu:
1. Teori formal. Pandangan wewenang formal
menyebutkan bahwa wewenang adalah dianugerahkan;
wewenang ada karena seseorang di beri atau dilimpahi
atau di warisi hal tersebut.
2. Teori Penerimaan (acceptance theory pf authority)
menyanggah pendapat bahwa wewenang dapat
dianugerahkan.
Secara ringkas dapat disimpulkan, wewenang dan
tanggung jawab adalah sama dalam jangka panjang (in the
long run). Dalam jangka pendek (in the short run),
bagaimana juga, tanggung jawab seorang manajer hampir
selalu lebih besar dari wewenangnya, karena ini
merupakan ciri delegasi.
Jenis wewenang dalam organisasi:
1. Wewenang lini
2. Wewenang staf
3. Wewenang staf fungsional
1. Wewenang lini.
Atasan langsung melakukannya ke bawahan dlm bentuk perintah
dan tercermin sbg rantai perintah yg diturunkan kebawah melalui
tingkatan organisasi.
2. Wewenang staf
Hak yg dipunyai oleh staf untuk menyarankan,
merekomendasikan, konsultasi kpd personalia lini, tapi tdk dpt
memerintah lini mengerjakan kegiatan tertentu.
3. Wewenang staf fungsional.
Staf mempunyai hak untuk memerintah satuan lini sesuai
kegiatan fungsional (contoh : seorang spesialis keamanan
mumpunyai wewenang untuk memerintah manajer lab penelitian
untuk menutup lab bila gas berbahaya mencapai tingkat tertentu.
B. PENDELEGASIAN WEWENANG
Delegasi wewenang adalah proses dimana para manajer
mengalokasikan wewenang kebawah kepada orang-orang
yang melapor kepadanya.
Empat kegiatan terjadi ketika delegasi dilakukan, yaitu:
1. Pendelegasian menetapkan dan memberikan tujuan dan
tugas kepada bawahan
2. Pendelegasian melimpahkan wewenang yang
diperlukan untuk mencapai tujuan atau tugas
3. Penerimaan delegasi, baik implisit atau eksplisit,
menimbulkan kewajiban atau tanggungjawab
4. Pendelegasian menerima pertanggungjawaban
bawahan untuk hasil-hasil yang dicapai.
C. ALASAN-ALASAN PENDELEGASIAN
1. Pendelegasian memungkinkan manajer dapat
mencapai lebih dari bila mereka menangani setiap
tugas sendiri.
2. Delegasi wewenang dari atasan ke bawahan
merupakan proses yang diperlukan agar organisasi
dapat berfungsi lebih efisien.
3. Delegasi juga memungkinkan manajer memusatkan
tenaganya pada tugas- tugas prioritas yang lebih
penting.
4. Delegasi memungkinkan bawahan untuk tumbuh dan
berkembang bhkan dapat digunakan sebagai alat untuk
belajardari kesalahan.
Prisip klasik yang dijadikan dasar untuk delegasi yang
efektif adalah:
1. Prinsip Skalar.
2. Prinsip kesatuan perintah.
3. Tanggung jawab, wewenang, dan akuntabilitas.
Perlu dicari solusinya:
1. Mengapa manajer gagal mendelegasikan
2. Mengapa bawahan tidak menerima delegasi
3. Bagaimana penanggulangan hambatan-hambatan
delegasi
1. Prinsip skalar
Dlm proses pendelegasian hrs ada garis wewenang yg jelas
mengalir setingkat demi setingkat dari tingkatan organisasi paling
atas ke tingkatan paling bawah dan dibutuhkan delegasi penuh
(semua tugas organisasi yg diperlukan hrs dibagi habis) untuk
menghindari :
a. Gaps = tugas-tugas yg tdk ada penanggung jawabnya.
b. Overlaps = tanggung jawab atas tugas yg sama di berikan kpd
lebih dari satu orang individu.
c. Splits = tanggung jawab atas tugas yg sama di berikan kpd
lebih dari satu satuan organisasi.
2. Prinsip kesatuan perintah = setiap bawahan dlm organisasi
seharusnya melapor hanya kps seorang atasan.
3. Tanggung jawab, wewenang dan akuntabilitas.
Tanggung jawab = agar organisasi dpt menggunakan sumber
dayanya dengan efesien, tanggung jawab untuk tugas-tugas
tertentu diberikan ke tingkatan paling bawah dimana ada cukup
kemampuan dan informasi untuk menyelesaikannya.
Wewenang = setiap individu untuk melaksanakan tugas yg
dilimpahkan kpdnya dengan efektif harus diberi wewenang
secukupnya.
Akuntabilitas = tuntutan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas
sendiri dan bawahannya.
A. Mengapa manajer gagal mendelegasikan :
1. Manajer merasa lebih bila mereka tetap mempertahankan hak
pembuatan keputusan.
2. Manajer tidak bersedia menghadapi risiko bahwa bawahan
akan melaksanakan wewenangnya dengan salah/gagal.
3. Manajer tidak / kurang mempunyai kepercayaan akan
kemampuan bawahannya.
4. Manajer merasa bahwa bawahan lebih senang tidak
mempunyai hak pembuatan keputusan yg luas.
5. Manajer takut bahwa bawahan akan melaksanakan tugasnya
dengan efektif sehingga posisinya sendiri terancam.
6. Manajer tidak mempunyai kemampuan manajerial untuk
mendelegasikan tugasnya.
B. Mengapa bawahan tidak menerima delegasi.
1. Kadang-kadang lebih mudah pergi ke manajer untuk
memecahkan masalah daripada membuat keputusan sendiri.
2. Ada perasaaan bahwa bawahan akan melaksanakan
wewenang barunya dengan salah dan menerima kritik.
3. Bawahan kurang mempunyai kepercayaan diri dan merasa
tertekan bila dilimpahi wewenang pembuatan keputusan yg
lebih besar.
C. Penanggulangan hambatan-hambatan delegasi :
1. Kesediaan manajemen untuk memberikan kpd bawahan
kebebasan yg sesungguhnya untuk melaksanakan tugas
yg dilimpahkan kpdnya.
2. Bawahan hrs dibiarkan untuk mengembangkan pemecahan
masalahnya sendiri dan belajar dari kesalahan tersebut.
3. Kesalahan bawahan tdk menyebabkan manajer mengurangi
delegasi tetapi memberikan latihan atau dukungan yg lebih
kpd bawahan.
4. Pengembangan komunikasi antara manajer dan bawahan akan
meningkatkan saling pengertian dan membuat delegasi lebih
efektif.
5. Bawahan yg didorong untuk menggunakan kemampuannya
dan diberikan dukungan akan lebih bersemangat dlm
menerima tanggung jawab.
Allen dalam Handoko (2003:228) mengemukakan
beberapa teknik khusus untuk membantu manajer
melakukan delegasi dengan efektif:
1. Tetapkan tujuan.
2. Tegaskan tanggung jawab dan wewenang.
3. Berikan motivasi kepada bawahan.
4. Meminta penyelesaian kerja.
5. Berikan latihan.
6. Adakan pengawasan yang memadai.
1. Tetapkan tujuan
Bawahan hrs diberitahu maksud dan pentingnya tugas-tugas yg di
delegasikan kpd mereka.
2. Tegaskan tanggung jawab dan wewenang.
Bawahan hrs diberi informasi dengan jelas tentang apa yg mereka
hrs pertanggung jawabkan dan bagian dari sumber daya- sumber
daya organisasi mana yg ditempatkan di bawah wewenangnya.
3. Berikan motivasi kpd bawahan.
Manajer dpt mendorong bawahan melalui perhatian pd kebutuhan
dan tujuan mereka yg sensitif.
4. Meminta penyelesaian kerja.
Manajer memberikan pedoman, bantuan dan informasi kpd
bawahan, sedangkan para bawahan hrs melaksanakan pekerjaan
sesungguhnya yg telah didelegasikan.
5. Berikan latihan.
Manajer perlu mengarahkan bawahan untuk mengembangkan
pelaksanaan kerjanya.
6. Adakan pengawasan yg memadai.
Sistem pengawasan yg terpercaya (seperti laporan mingguan)
dibuat agar manajer tdk perlu menghabiskan waktunya dengan
memeriksa pekerjaan bawahan terus menerus.



PERTEMUAN 11
PEMOTIVASIAN & KOMUNIKASI
M o t i v a s i
A. KONSEP DASAR
Motivasi tidak dapat dibahas dengan cermat apabila masih
dipahami sebagai suatu kepribadian (personality) yang
dimiliki oleh sementara orang saja
Berelson dan Steiner dalam Siswanto (2006:119)
mendefinisikan motivasi sebagai keadaan kejiwaan dan
sikap mental manusia yang memberikan energi,
mendorong kegiatan, dan mengarahkan atau menyalurkan
perilaku ke arah mencapai kebutuhan yang memberi
kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan.
B. MOTIVASI DAN PERILAKU
Menurut Hersey dan Blanchard dalam Siswanto ( 2006:120)
bahwa perbedaan individu tidak hanya terletak pada
kemampuan saja, tetapi juga terletakpada kemauannya.
Sedangkan motif seringkali dirumuskan sebagai:
1. Kebutuhan (need)
2. Keinginan (want)
3. Dorongan (drive)
4. Bisikan hati (impluse)
Berkurangnya kekuatan suatu kebutuhan menurut Hersey
dan Blanchard dalam Siswanto (2006:121) disebabkan halhal
sebagai berikut:
1. Pemuasan kebutuhan (need satisfaction)
2. Pemblokiran pemuasan kebutuhan (bloking need
satisfaction)
3. Ketegangan kognitif (cognitive dissonance)
4. Frustasi (frustration)
5. Rasionalisasi (rasionalization)
6. Regresi (regrision)
7. Fiksasi (fixation)
8. Resignasi (resignation)
9. Kekuatan motif yang meningkat (increasing motive
strength)
1. Pemuasan kebutuhan
Menurut Abraham Maslow, bila suatu kebutuhan sudah dipuaskan stimulus
perilaku akan menurun dan timbul kebutuhan lain yg lebih penting.
2. Pemblokiran pemuasan kebutuhan.
Pemuasan kebutuhan yg telah diblokir terjadi pengurangan kekuatan
kebutuhan. Sbg gantinya, individu cenderung melakukan penurunan
perilaku dlm rangka mencapai pemecahan secara coba dan ralat (trial and
error).
3. Ketegangan kognitif (stres)
Ketegangan kognitif timbul bila dua buah persepsi yg relevan satu sama
lain berada dlm konflik.
4. Frustasi.
Suatu hambatan bagi pencapaian tujuan yg disebabkan oleh kondisi
individual.
5. Rasionalisasi.
Dapat diartikan sbg permintaan maaf (misalnya individu yg tdk mampu
menyelesaikan tugas yg diberikan mungkin akan berkata “keadaan itu
adalah kesalahan bos saya, akibatnya saya tdk naik pangkat)”.
6. Regresi
Tindakan seseorang yg tdk sesuai dengan usianya. Individu yg
mengalami frsutasi cenderung menyerah pd usaha pemecahan
permasalahan mereka yg konstruktif dan regresi adalah perilaku yg
lebih primitif dan kekanak-kanakan.
7. Fiksasi
Terjadi bila individu terus-menerus memperlihatkan pola perilaku yg
sama berulang-ulang meskipun pengalamannya telah
memperlihatkan bahwa hal itu tdk akan menghasilkan apa pun.
8. Resignasi
Pengunduran diri / apatis terjadi setelah frustasi yg berkepanjangan.
Gejala tsb menunjukkan individu yg bosan.
9. Kekuatan motif yg meningkat.
Kekuatan motif akan meningkat bila individu terikat pd aktivitas yg
diarahkan pd tujuan. Selanjutnya bila aktivitas tujuan di mulai,
kekuatan motif tsb akan berkurang dan timbul motif lain yg merubah
perilaku. Kepuasan individu hanya satu jangka waktu saja.
C. ELEMEN DAN BENTUK MOTIVASI
C. ELEMEN PENGGERAK MOTIVASI
1. Kinerja (achievement).
Seseorang yang memiliki keinginan berprestasi sebagai
suatu kebutuhan (needs) dapat mendorongnya
mencapai sasaran.
2. Penghargaan (recognition)
Penghargaan, pengakuan atas suatu kinerja yang telah
dicapai oleh seseorang merupakan stimulus yang kuat.
3. Tantangan ( challenge )
Adanya tantangan yang dihadapi merupakan stimulus kuat
bagi manusia untuk untuk mengatasinya.
4. Tanggung jawab (responsibility)
Adanya rasa ikut serta memiliki (sense of belonging) akan
menimbulkan motivasi untuk turut merasa bertanggung
jawab.
5.. Pengembangan ( development )
Pengembangan kemampuan seseorang, baik dari
pengalaman kerja atau kesempatan untuk maju,
dapat menjadi stimulus kuat bagi karyawan untuk
bekerja lebih giat atau lebih bergairah.
6. Keterlibatan ( involvement )
Adanya rasa keterlibatan (involvement) bukan saja
merupakan rasa memiliki dan rasa turut
bertanggung jawab,tetapi juga menimbulkan rasa
turut mawas diri untuk bekerja lebih baik dan
menghasilkan produk yang lebih bermutu.
7. Kesempatan ( opportunity )
Kesempatan untuk maju dalam bentuk jenjang karir
yang terbuka, dari tingkat bawah sampai tingkat
manajemen puncak merupakan stimulus yang cukup
kuat bagi karyawan.
D. TEORI-TEORI MOTIVASI
lanjutan
Teori harapan
1. P = F ( M X A)
Ket : P = kinerja
F = fungsi
M = motivasi (kekuatan)
A = ability (kemampuan)
NB : kinerja adalah fungsi (F) perkalian antara motivasi (M) dan ability (A).
2. M = F (V1 X E)
Ket : V1 = valensi tingkat 1
E = expectancy (harapan)
NB = Motivas (M) adalah fungsi (F) perkalian valensi tk1 (V1) dan expectancy
(E). Perilaku tertentu akan diikuti oleh suatu hasil tingkat pertama. Bila
harapan tsb rendah maka motivasinya kecil.
Valensi = berhubungan dengan preferensi hasil sbgmn yg dilihat individu.
Suatu hasil memiliki valensi positif bila dipilih dan lebih disenangi, dan
memiliki valensi negatif bila tdk dipilih, serta memiliki valensi nol bila individu
acuh tak acuh memperolehnya.
3. V1 = F (V2 X I )
Ket : V2 = valensi tingkat 2
I = instrumentalitas
NB = Valensi yg berhubungan dengan berbagai macam hasil tk 1 merupakan
fungsi (F) perkalian antara jumlah valensi yg melihat pd semua hasil tk kedua
(V2) dan Instrumentalitas (I).
Hasil tk pertama yg timbul dari perilaku adalah hasil yg berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan (produktivitas, kemangkiran, kualitas atas
produktivitas.
Hasil tk kedua adalah ganjaran yg mungkin ditimbulkan oleh hasil tk pertama
(kenaikan gaji, promosi, penerimaan / penolakan oleh kelompok)
Instrumentalitas = pertautan antara pencapaian perolehan tk pertama
dengan pencapaian perolehan tk kedua.
Teori Dua Faktor (Two Factor Theory)
1. Faktor hygiene atau dissatisfier meruapakan faktor pencegah yang
esensial untuk mengurangi adanya ketidak puasan, artinya bahwa
tidak adanya faktor-faktor tersebut dalam organisasi cenderung
menyebabkan adanya ketidak puasan yang mendalam dan
keberadaannya menciptakan suatu keadaan ketidak puasan nol atau
bersikap netral. Faktor tersebut berkaitan dengan keadaan pekerjaan
yang meliputi gaji, jaminan pekerjaan, kondisi kerja, kebijakan
perusahaan, kualitas supervisi, kualitas hubungan antar pribadi
dengan atasan, bawahan dan sesama serta adanya jaminan sosial.
2. Faktor pemuas atau motivator merupakan kondisi kerja intrinsik yang
dapat memotivasi prestasi kerja seseorang. Menurut Herzberg faktor
tersebut seperti tantangan tugas, penghargaan atau hasil kerja yang
baik, peluang untuk menciptakan kemajuan, pertumbuhan pribadi dan
pengembangan dapat memotivasi perilaku.
Teori dua faktor memperidiksikan bahwa perbaikan dalam motivasi
hanya akan nampak jika tindakan manajer tidak hanya dipusatkan
pada kondisi ekstrinsik pekerjaan tetapi juga pada faktor kondisi
intrinsik pekerjaan itu sendiri.
KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
A. KONSEP DASAR
Menurut Handoko (2003:272) bahwa komunikasi adalah
proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan
atau informasi dari seseorang ke orang lain.
Konsep rantai pertukaran informasi mempunyai unsurunsur
sebagai berikut:
1. Suatu kegiatan untuk membuat seseorang mengerti
2. Suatu sarana pengaliran informasi
3. Suatu system bagi terjalinnya komunikasi di antara
individu-individu
B. PROSES KOMUNIKASI
Model komunikasi antar pribadi
Model ini menunjukkan tiga unsur esensi komunikasi. Bila
salah satu unsur hilang, maka komunikasi tidak dapat
berlangsung. Sebagai contoh, seseorang dapat
mengirimkan berita tetapi bila tidak ada yang menerima
atau mendengar maka komunikasi tidak akan terjadi.
Model komunikasi lebih terperinci
C. TIPE JARINGAN DAN SALURAN KOMUNIKASI
DALAM ORGANISASI
Menurut Handoko (2003:278) bahwa tipe jaringan
komunikasi berbentuk:
1. Lingkaran
2. Rantai
3. Huruf Y
4. Bintang
Sedangkan saluran komunikasi dalam organisasi terdiri
dari:
1. Komunikasi vertikal
2. Komunikasi lateral atau horizontal
3. Komunikasi Diagonal
Jaringan komunikasi
1. Lingkaran
A
B E
NB : B hanya dpt berkomunikasi A dan C. Untuk berkomunikasi
dengan E, B harus melalui A atau C dan D
C D
2 . Rantai
C
B D
NB : menunjukkan dua bawahan (A dan E) yg melapor kpd atasan
mereka (B dan D), yg selanjutnya oleh B dan D dilaporkan ke C.
Jaringan “lingkaran” dan “rantai” adalah komunikasi yg di
desentralisasi.Hal ini lebih efektif untuk menyelesaikan masalah yg
kompleks, karena akan lebih cepat dan akurat penyelesaiannya.
Kepuasan anggota kelompok juga cenderung lebih tinggi.
A E
3. Bintang
C
B
D
A
E
NB : C dapat berkomunikasi langsung dengan A, B, D, E, walaupun
mereka tdk dpt berkomunikasi satu sama lain. Contoh : empat tenaga
penjual (A, B, D, E) melapor ke manajer cabang (C)
3. Huruh Y
C
B
D
A
E
NB : Terdapat dlm bagian sekretariat dimana surat-surat diterima oleh
E, di sortir oleh D dan di distribusikan oleh C ke A dan B.
Jaringan “ bintang” dan “huruf Y” adalah komunikasi yg terpusat,
dengan C pd posisi pusat. Hal ini lebih efektif untuk menyelesaikan
masalah-masalah rutin dan tidak kompleks, karena lebih cepat dan
akurat.
Saluran komunikasi dlm organisasi :
1. Komunikasi vertikal
Terdiri atas komunikasi ke bawah dan ke atas.
a. Komunikasi ke bawah (downward communication) = memberikan
pengarahan, instruksi, nasehat/saran, penilaian bawahan, dan
informasi tentang tujuan dan kebijaksanaan organisasi.
b. Komunikasi ke atas (upward communication) berisi data / umpan
balik bagi manajemen = mensuplai informasi kpd tingkatan
manajemen atas tentang apa yg terjadi pd tingkat bawah (laporan
periodik, penjelasan, gagasan dan permintaan untuk diberikan
keputusan).
2. Komunikasi Lateral / horizontal (koordinatif)
a. Komunikasi di antara para anggota dlm kelompok kerja yg sama.
b. Komunikasi di antara departemen-departemen pd tingkatan
organisasi yg sama.
3. Komunikasi diagonal.
Komunikasi yg memotong secara menyilang rantai perintah organisasi

D. HAMBATAN KOMUNIKASI
1. Hambatan – hambatan Organisasi
a. Tingkatan Hirarki
b. Wewenang Manajerial
c. Spesialisasi
2. Hambatan-hambatan Antar Pribadi, yang terdiri dari :
a. Persepsi Selektif
b. Status / Kedudukan Komunikator
c. Keadaan Membela Diri
d. Pendengaran Lemah
e. Ketidaktepatan Penggunaan Bahasa
E. PENINGKATAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI
Cara-cara untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang
dihadapi oleh para manajer untuk dapat meningkatkan
efektivitas komunikasi antara lain:
1. Kesadaran akan kebutuhan komunikasi efektif
2. Penggunaan umpan-balik
3. Menjadi komunikator yang lebih efektif
4. Pedoman komunikasi yang baik
Pedoman komunikasi yg baik.
American Management Associations (AMA) telah menyusun sepuluh
pedoman komunikasi yg baik (The Ten Commandments of Good
Communication) :
1. Cari kejelasan gagasan-gagasan terlebih dahulu sebelum
dikomunikasikan.
2. Teliti tujuan sebenarnya setiap komunikasi.
3. Pertimbangkan keadaan phisik dan manusia keseluruhan kapan saja
komunikasi akan dilakukan.
4. Konsultasikan dengan pihak-pihak lain.
5. Perhatikan tekanan nada dan ekspresi lainnya sesuai isi dasar berita
selama berkomunikasi.
6. Ambil kesempatan, bila timbul, untuk mendapatkan segala sesuatu yg
membantu atau umpan balik.
7. Ikuti lebih lanjut komunikasi yg telah dilakukan.
8. Perhatikan konsistensi komunikasi.
9. Tindakan atau perbuatan harus mendorong komunikasi.
10. Jadilah pendengar yg baik, berkomunikasi tdk hanya untuk dimengerti
tetapi untuk mengerti.



DASAR-DASAR BISNIS
PERTEMUAN 13
I. Pengertian Bisnis
Apa yang dimaksud dengan bisnis? Mengapa
mempelajari binis dan mengapa keberadaan bisnis menjadi
begitu penting? Secara terminologi, bisnis merupakan
sebuah kegiatan atau usaha.
Melihat pada asal katanya bisnisnya berasal dari bahasa
Inggris yang berarti : Perusahaan, Urusan atau Usaha.
Misalnya The Grocery Business = Perusahaan sayur mayur.
It is not your business = ini bukan urusanmu. This store is
going out of business = Toko ini akan menghentikan
usahanya.
Hughes dan Kopoor dalam DR. Buchari Alma (2001)
menyatakan bahwa bisnis ialah suatu kegiatan usaha
individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan
menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan
dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Menurut Steven Skinner and John M. Ivancevich (1992)
dalam Gugup Kismono (2001) bahwa bisnis dapat pula
diartikan sebagai aktivitas terpadu yang meliputi
pertukaran barang, jasa atau uang yang dilakukan oleh
dua pihak atau lebih dengan maksud untuk memperolah
manfaat atau keuntungan.
Istilah bisnis pada umumnya ditekankan pada 3 (tiga) hal
yaitu :
1. Usaha-usaha perorangan kecil-kecilan dalam bidang
barang dan jasa.
2. Usaha perusahaan besar seperti pabrik, transport,
perusahaan surat kabar, hotel dan sebagainya.
3. Usaha dalam bidang struktur ekonomi suatu bangsa
Kegiatan apapun tanpa melalui proses perencanaan akan
sulit mendapatkan hasil yang memadai.
Karena pelaksanaan kegiatan berjalan sebagaimana adanya
tanpa melihat kejadian masa lalu dan memperhatikan
Merencanakan Bisnis
perubahan masa depan.
Begitu pula dalam mengelola sebuah perusahaan manajer
harus merencanakan bisnisnya yang berguna untuk
pedoman pelaksanaan dan sebagai evaluasi kinerjanya.
Lima Pemegang Kepentingan Utama dalam Bisnis (FIVE
KEY STAKEHOLDERS IN A BUSINESS ) terdiri dari:
1. Pemilik (Owners)
Setiap bisnis dimulai dari hasil ide mengenai barang dan
jasa oleh orang yang disebut wirausaha (entrepreneur). Ia
mengorganisasikan (Organize) dan mengelola resiko yang
dihadapi mulai dari permulaan bisnis. Pemilik Tunggal,
Banyak, dan Perseroan (kepemilikan dalam saham)
2. Kreditur (Creditors):
Perusahaan memerlukan dana lebih daripada yang
didapat dari pemilik. Kreditur dapat memberikan solusi
sebagai penyedia pinjaman untuk memulai bisnis. Contoh:
Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BCA, Bank Muamalat dan
sebagainya.
3. Pekerja (Employees):
Hasil ide pemilik untuk membangun bisnisnya, harus
didukung karyawan. Karyawan yang direkrut untuk
menyelenggarakan bisnis.
4. Pemasok (Suppliers): Menyelenggarakan bisnis
membutuhkan bahan (material) yang dibutuhkan untuk
produksi melalui pemasok. Produk yang dijual hendaknya
harus berkualitas dan memiliki daya saing yang tinggi .
Produk kualitas harus melalui proses mengubah bahan
berkualitas melalui cara produksi yang efektif, efesien
dan produktif .
5. Pelanggan (Customers):
Tujuan akhir dari bisnis adalah sejauhmana produk atau
jasa dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan
pelanggan. Bagaimanapun perusahaan harus tahu
tentang apa kebutuhan dan keinginan pelanggan. Dengan
demikian apa yang ditawarkan kepada mereka dapat
direspon dengan baik.
Bisnis tidak hanya bermaksud memenuhi kebutuhan
masyarakat konsumen. Lebih dari itu, bisnis juga harus
mampu menyediakan sarana-sarana yang dapat menarik
minat dan perilaku para konsumen. Secara umum, maksud
dan tujuan bisnis sangat terkait erat dengan faktor-faktor
IV. Maksud dan Tujuan Bisnis
berikut :
1. Pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen
2. Keuntungan usaha
3. Pertumbuhan dan perkembangan yang berkelanjutan
4. Mengatasi berbagai risiko
5. Tanggung jawab sosial
Menurut DR. Buchari Alma (2001) bahwa persaingan yang
sehat akan menimbulkn beberapa keuntungan yaitu:
1. Harga bagi konsumen bisa lebih rendah, karena produsen
berusaha bekerja efisien dan menurunkan harga jual.
V. Persaingan Usaha Bisnis
2. Bisnis berusaha meningkatkan pelayanan bagi konsumen.
3. Bisnis berusaha menciptakan barang baru dan dengan
mutu yang baik.
4. Menghilangkan bisnis yang tidak mampu bekerja secara
efisien dan yang memborokan sumber daya.
Pengertian Perusahaan
Perusahaan Kecil
• Dikelola sendiri oleh
pemilik
• Struktur organisasi
sederhana
Perusahaan Besar
Dikelola oleh para
profesional
Struktur organisasi
kompleks
• Prosentase
kegagalan tinggi
• Akses sumber dana
sulit
Prosentase kegagalan
rendah
Akses sumber dana
mudah
Dan Steinhoff dalam bukunya The Word of business (1979)
menyatakan bahwa fungsi dasar bisnis ialah :
a. Acquiring raw material (mencari bahan mentah)
b. Manufacturing raw materials into products (merubah
bahan mentah menjadi produk)
VII. Fungsi Dasar Bisnis
c. Distributing products to consumers (menyalurkan barang
ke tangan konsumen)
Ada pandangan yang lebih ekstrim yang menyatakan
bahwa bisnis dibagi atas dua bagian yaitu:
a. Production
b. Marketing


Pertemuan 14
PELUANG DAN TANTANGAN BISNIS
SERTA EKONOMI DAN BISNIS
Bisnis menyediakan lapangan pekerjaan dari berbagai
tingkatan dan lapangan. Dunia bisnis bertumbuh dan
berkembang pesat, sehingga sekarang di pasar dijumpai
berjuta-juta macam barang dan jasa dihasilkan, dan
I. Peluang-peluang yang Disediakan oleh Bisnis
membutuhkan berpuluh juta tenaga muda.
Jika anda sudah mulai terjun menekuni dunia bisnis,
maka mulai saat itu anda mulai memikul tanggung jawab
terhadap masyarakat luas. Dan semua usaha harus mulai
dari bawah, agar memiliki fondasi kuat untuk mencapai
tingkat profesional.
a. Tantangan Produktivitas
Dunia bisnis harus meningkatkan produktivitasnya,
karena mereka akan menghadapi pasar luas yang
makin berkembang. Usaha meningkatkan produktivitas
II. Tantangan-tantangan yang Dihadapi Bisnis
ini dapat dilakukan dengan cara :
1. Memperbaharui mesin-mesin dengan modern
2. Kembangkan kegiatan research and development.
3. Di negara maju di coba pemakaian robot
4. Kembangkan manajemen personalia
5. Libatkan karyawan dalam pengambilan keputusan.
b. Tantangan Kualitas
Konsumen merasa tidak senang membeli produk
yang cepat rusak dan seringkali diperbaiki.
Konsumen pun tidak senang dengan perusahaan
jasa yang tidak mau memperbaiki servisnya.
c. Tantangan Pasar Global
Persaingan global makin lama makin meningkat.
Oleh sebab itu, produktivitas dan kualitas produk
harus ditingkatkan agar dapat menghadapi
persaingan global tersebut.
1. Globalisasi Ekonomi
Dalam pasar global, pesaing datang dari berbagai negara
yang berbeda. Sudah siapkah anda menghadapi persiangan
seperti ini? Sudah siapkah bisnis yang ada menghadapi era
teknologi modern?
III. Trend-trend dan Tantangan Bisnis Masa Kini
2. Tantangan Sosial
a. Pemulihan Ekonomi
Pemulihan ekonomi saat ini didorong oleh dua faktor utama
yaitu pengingkatan kebutuhan terhadap barang-barang
konsumi serta penurunan inflasi dan suku bunga.
b. Wanita di Dunia Kerja
Secara kultur, Indonesia termasuk negara yang tidak
memiliki tingkat maskulinitas tinggi hanya 46M. (Penelitian:
Noe et.all, 1994). Maraknya pemimpin wanita yang naik
pentas snagat boleh jadi membawa angin baru. Dengan
keluwesannya, negosiasi tampaknya akan lebih mewarnai
gaya kepemimpinan mereka. Gaya keibuan boleh jadi akan
bertransformasi menjadi ilmu kapas ; ringan dan lembut,
tapi bisa menjadi padat dan tidak mudah koyak.
c. Isu link and Match
Link and match adalah kondisi yang menggarmbarkan
tingkat kesesuaian antara dunia pendidikan dan dunia
kerja.
d. Diversitas
Indonesia memiliki berbagai macam suku dan
adat istiadat yang tentunya memiliki kebiasaan
dan nilai-nilai yang berbeda pula dengan satu
sama lain.
e. Konflik Nilai
Perbedaan nilai dapat terjadi karena berbagai hal,
antara lain karena faktor usia. Perbedaan nilai
tersebut antara lain :
1. Genarasi Baby Boomers
2. Baby Busters
f. Etika Bisnis
Sustainable development maupun green
business merupakan isu yang semakin
berkembang. Ecolabeling merupakan salah
satu contoh usaha masyarakat untuk
menyelamatkan lingkungan dari ancaman
dunia bisnis. Dunia bisnis juga harus berfungsi
sosial dan dioperasikan dengan
mengindahkan etika-etika yang berlaku di
masyarakat.
3. Tantangan Kualitas
Kualitas yang merupakan kunci utama yang harus
dimiliki persuahaan-perusahaan Indonesia untuk
bersaing di pasar internasional.
Penekanan kualitas pada hakikatnya dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Penekanan teknis atau manufaktur
Secara teknis, produk dikatakan kerkualitas jika
telah memenuhi spesifikasi tertentu.
b. Penekanan pada konsumen
Dipandang dari sisi konsumen, produk
dikatakan berkualitas jika produk tersebut
mampu memenuhi kebutuhan konsumen.
4. Tantangan Teknologi
Perubahan teknologi yang sangat cepat
harus diimbangi perusahaan dengan
menynediakan karyawan yang terampil,
memiliki kapasitas, serta kemauan belajar
yang tinggi.
IV. HAKIKAT ILMU EKONOMI
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari cara
masyarakat mengalokasikan sumber-sumber yang
terbatas untuk keperluan produksi dan distribusi
barang dan jasa (Musselman and Hughes : 1964).
William F. Schoell (1993) mengatakan bahwa: Studi
ilmu ekonomi juga termasuk menganalisa kegiatan
orang dalam hubungan dengan memproduksi,
menabung dan membelanjakan uangnya.
Sedangkan yang dimaksud dengan
sistem ekonomi ialah struktur organisasi
masyarakat yang berusaha mencari
kesimbangan antara kebutuhan yang tidak
terbatas dengan sumber-sumber yang
terbatas. (Brown and Petrello, 1976 ).
Kemudian sistem ekonomi harus menjawab
pertanyaan berikut :
1. Apa yang akan diproduksi ?
2. Berapa jumlah yang akan diproduksi ?
3. Bagaimana cara memproduksi ?
4. Siapa mendapat apa ?
v. CIRI-CIRI BISNIS MODERN
Ciri-ciri dari bisnis modern ialah adanya spesialisasi,
saling ketergantungan (interdependence) dan produk
massal.
1. Spesialisasi
2. Interdependence
3. Produksi massal .
Produksi diartikan usaha menciptakan barang dan jasa
yang menambah kegunaan (utility). Ada 4 kegunaan
(utility) yang timbul dari produksi ini yaitu :
1. Form utility 2. Place utility
3. Time utility 4. Possession utility .
Kegunaan Bentuk (Form Utility)
• Peningkatan kegunaan dari suatu benda antara lain
dapat disebabkan oleh perubahan bentuknya.
Sebagai contoh : nilai guna dari sebuah lempengan
besi relatif rendah, namun jika lempengan besi
tersebut ditempa menjadi sebuah pisau, maka nilai
gunanya akan menjadi lebih besar.
Kegunaan Bentuk
Kayu berguna setelah berbentuk kursi
Kegunaan Tempat (Place Utility)
• Pertambahan kegunaan dari suatu benda antara lain
dapat karena dipindahkan dari satu tempat ke tempat
lain.
• Conotoh : Sebuah mantel yang tebal tidak banyak
gunanya jika dipakai di daerah tropis, namun jika dipakai
di daerah dingin maka akan lebih terasa manfaatnya.
Kegunaan Tempat
Kapal baru berguna ditempatnya yaitu laut
Kegunaan Waktu
• Kegunaan suatu benda bertambah jika benda itu dipakai
pada waktu-waktu yang tepat dan sesuai dengan
manfaat benda tersebut.
• Contoh : payung akan lebih berguna jika dipakai pada
waktu huja atau saat hari terik.
Kegunaan Waktu
Payung berguna di waktu hujan
Kegunaan Kepemilikan
• Kegunaan suatu benda baru terasa bila telah ada
pemiliknya, atau dimiliki oleh konsumen yang tepat.
• Contoh : tanah yang kosong dan terbengkalai tidak akan
memiliki manfaat, tetapi tanah tersebut baru membawa
manfaat bila dimiliki dan diolah oleh manusia yang bisa
mengolah tersebut.
Kegunaan Kepemilikan
Tanah baru berguna jika dimiliki petani
Jika ditelaah lebih lanjut, pengertian produksi
dapat ditinjau dari dua sudut, yaitu:
1. Pengertian produksi dalam arti sempit,
yaitu mengubah bentuk barang menjadi
barang baru, ini menimbulkan form utility.
2. Pengertian produksi dalam arti luas, yaitu
usaha yang menimbulkan kegunaan
karena place, time, dan possession.
VI. RESIKO BISNIS
Beberapa resiko yang dipikul oleh bisnis ialah :
1. Perubahan permintaan
2. Perubahan konjungtur
3. Persaingan, dan
4. Lain lain
VII. CONSUMERISM = KONSUMERISME
Istilah konsumerisme bukan diartikan sebagai
hasrat konsumsi tinggi seperti yang banyak
diungkapkan oleh media massa. Istilah yang
tepat untuk itu ialah konsumtifisme, bukan
komsumerisme. Istilah konsumerisme adalah
suatu paham yang berubah menjadi suatu
gerakan karena adanya perlakuan produsen
yang merugikan konsumen
Gerakan ini sangat meyakinkan almarhum
Presiden Kennedy, tahun 1962, yang
merumuskan suatu pesan khusus buat Kongres.
Dia menyatkan ada 4 hak konsumen, yaitu :
1. Hak untuk selamat
2. Hak untuk memperoleh informasi
3. Hak untuk memilih
4. Hak untuk didengar (dalam hal keluhankeluhan)
Oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia,
doktrin di atas dijadikan sebagai landasan
kerjanya, yang dinamakan sebagai Panca Hak
Konsumen yaitu :
1. Hak atas keamanan dan keselamatan
2. Hak atas informasi
3. Hak untuk memilih
4. Hak untuk didengar
5. Hak untuk mendapatkan lingkungan yang
baik
Mengapa terjadi gerakan konsumen, dan tampaknya makin lama makin
kuat. Alasan terjadinya gerakan ini adalah :
1. Adanya ketidak puasan menyeluruh di masyarakat
2. Barang yang dijual tidak terjamin mutunya, tidak
murni, dan cacat
3. Adanya penipuan melalui cara cara promosi
4. Jaminan palsu, garansi tidak tepat
5. Penipuan dalam penetapan harga
6. Biaya reparasi mahal, dan pekerjaan tidak rapih
7. Tidak ada tempat untuk mengadukan keluhan
keluhan
8. berita terlalu dibesar-besarkan
Peraturan tentang pembungkus dan label
Peraturan lalu lintas, dan keselamatan mobil
Peraturan tentang kebersihan daging
Peraturan tentang kredit dan beban yang harus
Beberapa undang-undang yang dikeluarkan
ialah yang menyangkut :
ditanggung oleh peminjam
Peraturan tentang jual beli tanah
Peraturan tentang perlindungan anak dan
keselamatan alat permaianan buat anak
Peraturan tentang iklan rokok
VI. Hubungan Bisnis dan Pemerintah
Jika kita bertanya kepada para pedangang kecil
maupun pedagang besar bagaimana pandangan
mereka terhadap pemerintah dalam bidang bisnis.
Jawabannya mungkin hanya mengemukakan segi
segi negatifnya saja, yaitu memungut pajak dan
bermacam macam iuran.
Pemerintah mempunyai 4 peranan dalam dunia bisnis:
1. Pemerintah sebagai pengatur dan pemaksa akan
mengatur perusahaan
2. Pemerintah sebagai konsumen.
3. Pemerintah sebagai saingan.
4. Pemerintah sebagai sumber subsidi.
VII. SERTIFIKAT ISO
Sertifikat ISO dikeluarkan oleh International
Standardization Organization (ISO) yang berkedudukan
di Jenewa. Latar belakang penerbitan standar ISO
adalah akibat dari pola perdagangan bebas yang akan
dikembangkan di masa yang akan datang.
Mutu dan standar yang disyaratkan meliputi dua jenis
kategori yaitu pertama tersebut memenuhi stnadar
tertentu, dan kedua, untuk beberapa komoditi industri
tertentu perusahaannya harus memenuhi syarat
sistem manajemen mutu yang diterima secara
internasional.
Pada tahun 1987 International Standardization
Organization (ISO) mengeluarkan lima standar sistem
manajemen mutu, edisi pertama yang dikenal dengan
ISO 9000 (series). Kelima standar itu adalah :
1. ISO 9000 – Quality management and quality
assurance standards guidelines for selection and
use.
2. ISO 9001 – Quality system-Model for quality
assurance in design/ development, production,
installation and servicing.
3. ISO 9002 – Quality systems-Model for assurance in
production and installation.
4. ISO 9003 – Quality system-Model for quality
assurance in final inspection and test.
5. ISO 9004 – Guidelines-Quality management and
quality system elements
Untuk mencapai mutu dalam SNI 9000 ini, ada tiga
unsur pokok yang akan melibatkan seluruh bagian
dalam manajemen yaitu :
1. Kepemimpinan Manajemen dalam hal Mutu Perusahaan.
Proses yang menunjang terhadap proses produksi
adalah :
a. Faktor pembelian bahan baku dan bahan penolong.
b. Pengawasan atau pemeriksaan peralatan produksi
c. Pengawasan terhadap penyimpanan, pembungkusan,
pengepakan pengendalian proses.
2. Dokumentasi, audit mutu, tindakan koreksi dan pencegahan
Tujuan dan keuntungan memiliki sertifikat ISO
1. Terdapat jaminan mutu antara produsen dan
konsumen
2. Adanya komitmen dan tanggung jawab dari
pimpinan dan karyawan.
3. Menjaga kelestarian alam serta sumber daya alam
4. Meningkatkan citra perusahaan
5. Timbul perhatian terhadap sumber daya manusia
6. Perusahaan menyediakan dana atau anggaran
7. Pengaruh dari penjagaan mutu







Tidak ada komentar:

Posting Komentar